SEJARAH PERKERETAAPIAN : JEJAK JALUR KA PURWOKERTO - WONOSOBO
"Potret Stasiun Banjarnegara, salah satu stasiun besar yang berada di Jalur KA Purwokerto - Wonosobo. (Sumber : Suara Merdeka)"
"Daerah Banyumas merupakan daerah di Jawa Tengah dengan kekayaan alamnya yang tiada tara. Indahnya Sungai Serayu dipadukan dengan Hijaunya Gunung Slamet di kejauhan dan itu menjadi sebuah ikon untuk daerah ini. Selain kekayaan dan keindahan alamnya, daerah Banyumas juga mulai bermunculan alat transportasi, terkhususnya Kereta Api yang mulai muncul pada era Kolonial Belanda yang dulunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi disekitaran Bumi Serayu. Maka dari itu, di blog kali ini, penulis akan menceritakan kisah sejarah sebuah Jalur Kereta Api yang merupakan salah satu yang terbesar di Banyumas dan membawa dampak perubahan baik secara ekonomi dan sosial. Jalur KA tersebut menghubungkan daerah Purwokerto - Wonosobo sepanjang 88 KM, sebelumnya jalur tersebut merupakan Jalur KA Maos - Purwokerto Timur dan juga ada jalur percabangan dari Purbalingga - Banjarsari dan Purwareja - Kandis yang dikelola oleh SDS (Serajoedaal Stoomtram Maatschappij) yang ikut menjadi bagian dari Jalur Kereta Api ini. Tapi sayangnya, sekarang tinggal kenangan. Bagaimana kisah lengkapnya? Yuk kita simak bareng-bareng!"
Awal mula Jalur KA Purwokerto - Wonosobo dibangun
"Peta Jalur Kereta Api yang dioperasikan oleh SDS pada masa Kolonial. (Sumber : Facebook SSC Purwokerto)"
"Awal mula Jalur Purwokerto - Wonosobo ini dibangun adalah pada tahun 1894. Disaat itu, pemerintah menginginkan membangun Jalur Kereta Api untuk mengangkut Mobilitas Penumpang dan hasil bumi di Banyumas menuju ke arah Lereng Dieng seperti Banjarnegara & Wonosobo. Maka dari itu, pemerintah kolonial mendirikan Perusahaan Kereta Api yang bergerak di sekitaran Lembah Serayu yang bernama "SerajoeDaal Stoomtram Maatschappij" (SDS) pada April 1894. Selanjutnya pada tahun 1896, SDS mulai membangun Jaringan Jalur Kereta Apinya dengan mengoperasikan Jalur KA dari Stasiun Maos - Stasiun Purwokerto Timur sepanjang 30 KM. Kemudian, SDS mulai memperpanjang Jalurnya sampai ke Sokaraja, Banjarsari, Banjarnegara, Singomerto, sampai berakhir di Wonosobo dan diresmikan pada 1917. Jalur KA tersebut mempunyai percabangan di Stasiun Purwareja yang menuju ke Kandis yang diresmikan pada 1898 dan di Stasiun Banjarsari yang menuju ke Purbalingga yang diresmikan pada 1900. Selain membangun Jalur Kereta Api tersebut, SDS juga membangun jaringan Jalur Kereta Lori Pabrik Gula di Banyumas. Contohnya seperti Pabrik Gula Purwokerto, Pabrik Gula Kalibagor, dan Pabrik Gula Klampok. Disisi lain, Perusahaan Kereta Api Staatsspoorwegen (SS) tengah menggarap Jalur KA dari Kroya - Purwokerto yang diresmikan pada 1916. Hal ini menjadikan SDS dan SS sepakat untuk membuat Jalur Transit dari Purwokerto - Purwokerto Timur untuk mengalirkan penumpang dari Stasiun Purwokerto yang ingin bertujuan ke Stasiun Wonosobo. Untuk itu, para penumpang tidak usah repot-repot pergi ke Stasiun Maos atau Purwokerto Timur untuk berpergian ke wilayah Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo."
Jalur KA Purwokerto - Wonosobo dimasa pendudukan Jepang
"Bagian pertama dari Jalur KA Purwokerto - Wonosobo yakni Jalur KA Maos - Purwokerto Timur yang dibongkar Jepang pada 1942. (Sumber : Wikipedia)"
"Setelah diresmikannya Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942, yang sekaligus mengakhiri Pendudukan Belanda di Tanah Nusantara dan berganti ke Pendudukan Jepang. Pada masa Pendudukan Jepang, dilaksanakan program yang mirip dengan Kerja Rodi Belanda pada masa Daendels, yakni adalah Romusha. Di program Romusha inilah banyak para warisan infrastruktur yang dibuat pada masa Hindia Belanda dibongkar dan dihilangkan. Terkhususnya seperti Jalur KA Maos - Purwokerto Timur yang dibongkar oleh Tentara Jepang pada tahun 1942. Padahal Jalur tersebut dulunya merupakan Jalur yang eksotis dengan pemandangan Bukit dan Sungai Serayu. Dan juga menjadi Jalur pertama yang ada di Lembah Serayu. Akibatnya, jaringan Jalur Kereta Api hanya sampai di Stasiun Purwokerto Timur saja. Dimasa pendudukan Jepang, tidak ada perubahan berarti dari Infrastruktur yang ada seperti Jaringan Jalur Rel Kereta Api yang seakan mangkrak dan penuh dengan ketidakjelasan."
Jalur KA Purwokerto - Wonosobo pada masa pasca kemerdekaan
"Stasiun Purwokerto Timur, Stasiun bersejarah penghubung Jalur KA Purwokerto - Wonosobo. (Sumber : Wikipedia)"
"Pada masa pasca kemerdekaan, Jalur KA Purwokerto - Wonosobo kembali beroperasi. Kini aksesnya tidak lagi dari Jalur KA Maos - Purwokerto Timur karena Jalur tersebut dibongkar Jepang. Pemerintah membuat akses baru melalui Stasiun Purwokerto - Stasiun Purwokerto Timur yang dulunya dibangun SS untuk menghubungkan Kereta Api SS dan SDS (operan kereta) dan hal ini mulai berlanjut seterusnya. Ngomong-ngomong, Kereta yang melintas di Jalur KA Purwokerto - Wonosobo adalah Kereta Uap relasi Stasiun Purwokerto - Banjarnegara - Wonosobo dan katanya pernah ada Kereta dari Purbalingga menuju ke Wonosobo dan Purwokerto. Pamor dari keindahan Jalur KA Purwokerto - Wonosobo bertahan hingga 20 tahun lebih. Sampai pada akhirnya, Jalur Kereta Api ini berada di titik terendah dan terancam akan dinonaktifkan pada akhir dekade 1970an karena kalah saing dengan moda transportasi lain."
Dinonaktifkan karena kalah saing
"Bekas Jalur KA Purwokerto - Wonosobo pada tahun 2004 di Kota Wonosobo. Dulu masih terlihat bekas-bekasnya. (Sumber : Youtube : Leonardo Hiendarto)"
"Pada era 1970an, Moda angkutan transportasi Bus mulai merajalela karena kecepatannya dan juga tepat waktu. Hal ini sebenarnya mulai disiasati oleh PJKA pada waktu itu. Akan tetapi, para masyarakat lebih memilih angkutan Bus daripada kereta api. Akibat hal tersebut, banyak para penumpang kereta api yang beralih ke Bus. Dan banyak Jalur Kereta Api di Indonesia yang nonaktif karena kalah saing, tidak terkecuali Jalur KA Purwokerto - Wonosobo yang dinonaktifkan secara bertahap. Pertama pada tahun 1978, Jalur KA petak Singomerto - Wonosobo dinonaktifkan. Kemudian, pada tahun 1983, petak Purwokerto Timur - Banjarsari - Banjarnegara, Purwareja - Kandis dan Jalur KA Banjarsari - Purbalingga dinonaktifkan. Sehingga, sisa Jalur KA Purwokerto - Wonosobo yang masih bertahan adalah hanya petak Stasiun Purwokerto - Stasiun Purwokerto Timur saja. Pada dekade 1990an, Stasiun Purwokerto Timur sempat menjadi Gudang angkutan Pupuk Pusri dan bertahan selama 1 Dekade. Sayangnya, pada tahun 2004, Stasiun Purwokerto Timur terpaksa dinonaktifkan karena dianggap kurang menguntungkan. Dengan begitu, berakhir sudah sisa kepamoran Jalur KA Purwokerto - Wonosobo dimasa lampau. Mulai dari dijadikan sebagai Jalur KA pengangkut Mobilitas Penumpang dan Barang di Lembah Serayu, sampai kalah saing dengan moda transportasi lain. Sempat bertahan, namun sekarang menjadi kenangan."
Akankah direaktivasi?
"Bekas Rel Kereta Api yang muncul kembali di Stasiun Purwokerto Timur disaat dilakukan pembongkaran disekitar Stasiun. (Sumber : Suara Banyumas)"
"Pada tahun 2019, menurut Lampiran Perpres No. 79 tahun 2019 menyatakan bahwa Pemerintah akan segera mereaktivasi Jalur KA Nonaktif di Indonesia guna meningkatkan konektivitas antar daerah dengan lebih baik. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat yang dulunya pernah dilintasi Jalur Kereta Api. Jalur KA Purwokerto - Wonosobo juga tidak luput dari Rencana Pemerintah tersebut. Sebelumnya, PT. KAI telah meluncurkan Angkutan berupa Travel yang menghubungkan Stasiun Purwokerto dengan Kota Wonosobo pada 2018. Dan juga, PT. KAI telah menanam patok PJKA di sekitaran Area Stasiun. Namun sampai sekarang, kabarnya Reaktivasi tersebut mandek karena banyak alasan seperti kekurangan dana dan banyak faktor lain dari masyarakat sekitarnya."
Created by : Nalindra Wangsa J
Komentar
Posting Komentar