LOKOMOTIF CC200 : PELOPOR LOKOMOTIF DIESEL PERTAMA DI INDONESIA
"Lokomotif CC200 15 yang terparkir di Museum Kereta Api Ambarawa. (Sumber : Arsip Pribadi Nalindra Railfans, 2022)"
"Lokomotif, kata tersebut memang menggambarkan sebuah Benda bergerak yang gunanya adalah untuk menarik rangkaian kereta api. Pada zaman dahulu, isitilah Lokomotif sendiri masih menggunakan teknologi uap dan bahannya menggunakan Kayu Bakar dan tentu itu biaya perawatannya sangat mahal. Tapi itukan dulu, sekarang Lokomotif pada menggunakan tenaga diesel elektrik dan menggunakan bahan bakar HSD. Nah, ngomong-ngomong soal Lokomotif, di blog ini penulis akan menceritakan Sejarah Lokomotif yang bersejarah karena Lokomotif ini merupakan Tonggak dan Pelopor Lokomotif Diesel Elektrik berkabin ganda Pertama di Indonesia setelah sebelumnya dikuasai oleh Lokomotif Uap. Dan lebih hebatnya lagi, Lokomotif ini juga pernah ikut serta menjadi Penarik Kereta Rombongan Peserta Konferensi Asia Afrika dari Jakarta ke Bandung pada tahun 1955. Dan, Bapak pendiri bangsa kita, Ir. Soekarno pernah menjajal menjadi Masinis lho di Lokomotif ini!. Penasaran sama ceritanya, yuk langsung aja kita ke ceritanya!."
Sejarah Lokomotif CC200
"Potret Lokomotif CC 200 10 disaat test-run di Jalur Kereta Api Trowek (Cipeundeuy - Cirahayu). (Sumber : Kaorinusantara)"
"Pada era pasca kemerdekaan, kepopuleran Lokomotif Uap sudah mulai menurun dikarenakan pembuat sudah tidak mau memproduksi lagi karena ingin mengikuti perkembangan zaman. Hal ini menyebabkan perdebatan diantara para petinggi negara yang pada saat itu baru merdeka. Pada era 1950an awal, para petinggi berdebat mengenai Penggunaan Lokomotif dengan gaya yang lebih modern, hal ini merujuk pada Lokomotif Diesel. Hal ini langsung disetujui oleh Ir. Soekarno pada awal 1950an untuk memesan Lokomotif bertenaga Diesel dari Amerika. Pada akhirnya di tahun 1953, DKA (Djawatan Kereta Api) memesan 27 buah Lokomotif Diesel Elektrik berkabin ganda dari General Electric (GE) Amerika. Lokomotif ini adalah Lokomotif jenis CC200. Pada awal kemunculannya, Lokomotif ini dijuluki "Si Jengki" yang merujuk pada kata "Yangkee" yang berarti Amerika dan kata tersebut malah menjadi Julukan Lokomotif ini. Lokomotif CC200 mempunyai berat 96 ton, 3 Bogie penggerak, bermesin ALCO 244E dengan 4 tak, berkabin ganda, dan bisa menghasilkan HSD sebesar 1.750 Horse Power yang bisa melaju sampai kecepatan 100 Km/Jam. Pada 2 Oktober 1953, Lokomotif CC200 secara resmi diujicoba di petak Manggarai - Tanah Abang dengan melibatkan para petinggi negara seperti Ir. Soekarno, Menteri, serta Pejabat Negara yang secara langsung bisa merasakan Experience menaiki Kereta Penumpang yang ditarik Lokomotif Diesel. Diawal kemunculannya, Lokomotif CC200 sudah mulai menarik rangkaian KA Patas Bandung (Bandung - Jakarta Kota). Dan pada tahun 1960an, Lokomotif CC200 sudah mulai dirangkaikan ke Kereta Api Jarak Jauh seperti Tarumanegara, Bintang Fajar dan Bintang Sendja (Surabaya Pasarturi - Jakarta Kota PP). Dan sempat juga menarik rangkaian KA Biru Malam (Bima) di era akhir 1960an. Memasuki era 1970an, Lokomotif CC200 sudah mulai menjadi Langganan Kereta Malam Ekonomi & Bisnis seperti Fajar/Senja Utama Yogya dan Fajar/Senja Utama Solo. Lokomotif CC200 tidak hanya menarik rangkaian Kereta Penumpang saja, tetapi juga pernah menjajal menarik KA Baja Coil di era akhir 1970an. Pada era 1990an, dikala masuknya Lokomotif bertenaga Diesel Elektrik yang lebih modern seperti CC201 dan CC203. Lokomotif CC200 hanya didinaskan menarik rangkaian Kereta Api Lokal Cirebon - Cikampek dan Cirebon - Ciledug. Bisa dibilang, Lokomotif CC200 di era 90an merupakan Masa Senja bagi Lokomotif ini. Sampai akhirnya banyak unit yang mangkrak dan tidak terurus. Hanya 3 unit saja yang tetap disimpan dan dilestarikan sampai sekarang, yakni CC200 08 dan CC200 09 yang disimpan di Balai Yasa Yogyakarta, serta CC200 15 yang dijadikan benda cagar budaya di Museum Kereta Api Ambarawa."
Turut serta di Konferensi Asia Afrika 1955
"Potret Lokomotif CC200 pada awal kemunculannya di Indonesia yang pernah turut serta di Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. (Sumber : GenPI Jogja)"
"Pada awal kemunculannya di Indonesia, Lokomotif CC200 sudah mulai ditugaskan di daerah Jakarta & Bandung sebagai penarik Kereta Patas Bandung di era 1950an. Disaat Lokomotif CC200 merajai wilayah tersebut, di tahun 1955, Indonesia resmi menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang berlangsung di Bandung dan Peserta dari beberapa Negara di luar negeri menggunakan Kereta Api dari Jakarta ke Bandung dan Lokomotif CC200 ditunjuk untuk menarik Rangkaian Kereta Api Peserta Konferensi Asia Afrika. For your information, bagi yang belum tau, Konferensi Asia Afrika adalah Konferensi tingkat tinggi (KTT) yang berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung pada 18-24 April 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 29 Negara (Asia-Afrika). Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan Ekonomi dan Budaya disekitaran Benua Asia-Afrika serta digunakan sebagai bahan pencegahan dari budaya Kolonialisme Uni Soviet dan Neokolonialisme Amerika Serikat dan Negara Imperialis lainnya. Oke balik lagi ke cerita CC200. Lokomotif CC200 pada akhirnya resmi ditunjuk menjadi Lokomotif Penarik Kereta Peserta Konferensi Asia-Afrika. Tidak ketinggalan juga, Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno juga naik di Kabin Lokomotif CC200 seolah berlagak menjadi Masinis. Hal tersebut tentu merupakan Peristiwa yang bersejarah di Dunia Perkeretaapian Indonesia."
Masa tua, dipensiunkan, hingga dijadikan Cagar Budaya
"Lokomotif CC200 15 saat direvitalisasi dan menjadi Lokomotif Langsir di Depo Lokomotif Cirebon. (Sumber : Kereta Api Indonesia Wiki)"
"Di masa tuanya sebagai Lokomotif, Si Jengki nampak kehilangan temannya satu persatu. Dari 27 Lokomotif CC200 yang dipesan di tahun 1953 dari GE Amerika, dimasa tuanya hanya tersisa 3 unit saja. Yakni, CC200 08, CC200 09, dan CC200 15 dan semuanya kondisinya memprihatinkan. Pada tahun 2002, ada sebuah proposal yang masuk ke PT. KAI untuk merevitalisasi Lokomotif CC200 yang masih ada untuk segera beroperasi kembali dan menjadi Benda Cagar Budaya. Proposal tersebut adalah dari Komunitas Pecinta Kereta Api yang bernama "Indonesian Railway Preservation Society" (IRPS). Proposal tersebut pada akhirnya diterima oleh PT. KAI dan pada bulan Oktober 2002, Lokomotif CC200 15 mulai direvitalisasi dan mulai berjalan kembali yang komponen mesinnya berasal dari Lokomotif CC200 08 dan CC200 09 yang kedua Lokomotif tersebut akhirnya disimpan di Balai Yasa Yogyakarta pada tahun 2007. Lokomotif CC200 15 (Lokomotif CC200 yang masih tersisa di Indonesia) sempat menjadi Lokomotif Langsir di Depo Lokomotif Cirebon sampai akhirnya dipindahkan dan menjadi Benda Cagar Budaya di Museum Kereta Api Ambarawa."
Created by : Nalindra Wangsa J
Komentar
Posting Komentar