TRAGEDI BINTARO 1987 : CATATAN KELAM PERKERETAAPIAN INDONESIA
"Tragedi Bintaro 1987, Kecelakaan Kereta Api terparah dalam Sejarah Perkeretaapian Indonesia. (Sumber : KOMPAS)"
"Apa kabar, kereta yang terkapar di Senin pagi, digerbongmu ratusan orang yang mati, hancurkan mimpi bawa kisah.. Air mata-Air mata". Penggalan Lirik lagu Iwan Fals yang berjudul " 1910" yang dirilis pada tahun 1987 tersebut menggambarkan Kisah Peristiwa yang menambah Catatan Sejarah Kelam bagi Perkeretaapian Indonesia. Ya, Peristiwa tersebut adalah "Tragedi Bintaro". Di Hari ini, tepat memperingati 36 Tahun terjadinya Peristiwa Tragedi Bintaro ini. Tragedi yang menewaskan 139 Orang di Hari Senin pagi, tanggal 19 Oktober 1987 silam di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Tabrakan tersebut terjadi Antara KA 225 dan KA 220 di petak antara Stasiun Kebayoran - Stasiun Sudimara. Peristiwa ini sungguh menyita Perhatian Masyarakat. Dalam kesempatan di blog kali ini, Penulis akan membawakan Kisah tentang tragedi ini, dari mulai Kronologi, Pasca-Tragedi, hingga Penyebab Kecelakaan dalam Satu Blog kali ini. Kita langsung aja Simak sekarang!"
Kronologi Tragedi Bintaro
"Potret Kereta Api yang mengalami Kecelakaan, terlihat Gerbong keretanya sampai keangkat saking Kencangnya Tumburan tersebut. Sumber : pontas.id)"
"Kronologi Kejadian Tragedi Bintaro berawal pada Hari Senin, 19 Oktober 1987 di Pagi Hari. Pada waktu itu, situasi Lalu Lintas Kereta Api yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sedang padat-padatnya. Terlihat di Lintas ada 2 Kereta yang menjadi Target Peristiwa kali ini. Yakni ada KA 225 Rangkas Jaya (Rangkasbitung - Jakarta Kota) dengan ditarik Lokomotif BB 306 16 yang dikomando oleh Masinis Slamet Suradio. Dan, KA 220 Patas Merak (Tanahabang - Merak) dengan ditarik Lokomotif BB 303 16. Kedua kereta ini direncanakan akan bertemu dan bersilang di Stasiun Sudimara pada pukul 06:49. Namun, KA 225 yang dijadwalkan masuk Stasiun Sudimara itu telat 5 menit pada jadwal yang seharusnya pada pukul 06:40. Ditambah lagi, Stasiun Sudimara pada waktu itu sedang Penuh sesak dan Semua Jalur terisi. Jadi tidak memungkinkan bakal ada Persilangan Kereta Api di Sudimara. Atas hal tersebut, PPKA Stasiun Sudimara berinisiatif untuk memindahkan Persilangan ke Stasiun Kebayoran dan memberangkatkan KA 225. Cerobohnya, PPKA pada saat itu memberikan Surat PTP kepada Masinis KA 225, Slamet Suradio tanpa izin dari Pihak yang bersangkutan. Disisi lain, di Stasiun Kebayoran, terjadi Pergantian Shift Malam ke Pagi. PPKA Shift Malam Kebayoran memberikan isyarat kepada Shift Pagi bahwa KA 225 belum memasuki Stasiun Kebayoran dan KA 220 masih tertahan di Kebayoran. PPKA Kebayoran kemudian menghubungi PPKA Sudimara untuk menanyakan Izin berangkat dari KA 220. PPKA Sudimara menjawab, "Tunggu Dulu, Saya lagi Sibuk". Seharusnya sesuai Prosedur, PPKA Sudimara akan menolak Pertanyaan dari PPKA Kebayoran, karena KA 225 sudah berangkat sesuai prosedur jadwal."
"Setelah menutup Telepon dari PPKA Sudimara, PPKA Kebayoran justru memberangkatkan KA 220 yang pada saat itu masih tertahan. Karena mengira bahwa Persilangan antara KA 220 dan KA 225 akan dilangsungkan di Stasiun Sudimara, padahal aslinya di Sudimara itu Jalurnya penuh. Ditambah lagi, KA 225 sudah berangkat meninggalkan Stasiun Sudimara. PPKA Stasiun Sudimara kemudian menerima Laporan bahwa KA 220 sudah berangkat dari Kebayoran dan menuju ke arah KA 225. Hal itu membuat Petugas di Sudimara kaget. Akibat hal tersebut, PPKA kemudian berinisiatif untuk memindahkan KA 225 dari Jalur 3 ke Jalur 1 dengan memindahkan dan mengayunkan Sinyal, tapi usaha tersebut sia-sia. KA 225 justru melaju lebih cepat meninggalkan Stasiun Sudimara. PPKA Sudimara kemudian mengutus Juru Langsir Stasiun untuk mengejar Kereta itu dengan mengayunkan Bendera Merah. Tetapi, hal tersebut juga tidak berhasil karena KA 225 berjalan Cukup Kencang. Dalam situasi genting tersebut, KA 225 dan KA 220 pada akhirnya bertemu di Tikungan S di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Dan pada akhirnya tabrakan tersebut tidak bisa dihindari. Badan Lokomotif BB 306 16 KA 225 menabrak Badan Lokomotif BB 303 16 KA 220 sampai-sampai Gerbong 1 & 2 KA 225 terangkat dan menutupi Badan Lokomotif kedua kereta. Kejadian ini terjadi pada Pukul 06:45 WIB."
Pasca-Tragedi Bintaro
"Pasca Kecelakaan terjadi, semua orang mendadak Shock karena kejadian ini. Terutama bagi Penumpang yang menaiki Kereta tersebut. Mereka terjepit, tidak bisa gerak, dan sesak napas. Seluruh Bantuan dari Tenaga Medis, PJKA, bahkan ABRI sekalipun ikut membantu menyelamatkan para penumpang yang masih selamat. Tragedi Bintaro ini juga sempat menjadi Berita Nasional selama 3 hari berturut-turut. Semua orang pasti membahas kejadian ini. Akibat dari kejadian ini, 139 Orang tewas dan 250 orang lainnya Luka-luka. Hal ini menjadikan Tragedi Bintaro sebagai sebuah Catatan Kelam dalam Sejarah Perkeretaapian Indonesia. Tragedi Bintaro juga sempat difilmkan dengan Judul yang sama "Tragedi Bintaro" yang dirilis pada tahun 1989. Film tersebut menceritakan seorang Korban yang selamat bernama Juned yang walaupun dia selamat. Tetapi seluruh Saudara dan Neneknya juga turut menjadi korban."
Penyebab Tragedi Bintaro
"Penyebab dari Kejadian Tragedi Bintaro ini adalah murni Kesalahan Masinis KA 225, Slamet Suradio yang melakukan Pemberangkatan KA 225 dari Sudimara tanpa izin dari PPKA. Akibatnya, Slamet Suradio dihukum 5 Tahun penjara dan beliau dicopot dari Jabatannya sebagai Masinis & Uang Pensiunannya juga dicabut. Tidak hanya Slamet Suradio, Kondektur KA 225 dan PPKA Stasiun Kebayoran juga dihukum 2 tahun dan 10 Bulan. Menurut penuturan Slamet Suradio, Beliau merasa difitnah oleh Pengadilan karena beliau tidak terbukti yang melakukan kesalahan. Saya hanya menjalankan Perintah dari atasan, tuturnya. Pada saat terjadi tabrakan, saya jalan ngesot-ngesot sambil bersimbah darah sampai beliau ditolong oleh pengendara mobil yang sedang melintas di Jalan Pondok Betung. Tapi seperti yang berada di masyarakat, bahwa Masinis Slamet Suradio loncat dari Kabin Lokomotif sesaat setelah terjadinya tabrakan. Tapi mau bagaimana, Nasi sudah menjadi bubur. Hukum tetaplah hukum. Masinis Slamet Suradio tetap dihukum Penjara atas kesalahan yang beliau perbuat. Sampai saat ini, Penyebab Tragedi Bintaro masih meninggalkan tanya yang tak terjawab."
Sebelum Penulis tutup cerita, penulis turut mengenang Kejadian Tragedi Bintaro, 36 tahun silam. Semoga Kejadian seperti ini, tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Dan penulis juga mendoakan bagi para keluarga korban yang terlibat dalam Kejadian ini. Semoga bisa diberikan ketabahan dari Allah SWT. Amin 🥀
Created by : Nalindra Wangsa J
Komentar
Posting Komentar