JEJAK SEJARAH JALUR KERETA API DI MADURA

JEJAK SEJARAH JALUR KERETA API DI MADURA
"Stasiun Kamal Pier, Stasiun paling ujung barat di Pulau Madura yang terhubung dengan Pelabuhan Kamal. (Sumber : Facebook Madura Tempo Doeloe)"

"Jika kita berbicara Pulau Madura, pasti tidak lepas dengan Pulau yang banyak Garamnya, karena disana banyak tambak. Tidak ketinggalan juga Ikon Bebek Sinjay dan Jembatan Suramadu yang menjadi Gerbang Masuk ke Pulau Madura. Ngomong-ngomong soal Madura, Pulau ini juga ternyata mempunyai Sejarah Panjang yang terkait dengan Perkeretaapian yang pernah beroperasi di sana pada era Kolonial Belanda. Nah, di Blog kali ini, Penulis akan menceritakan Jejak Sejarah Jalur Perkeretaapian di Madura yang dulu pernah berjaya, kini terlena. Selengkapnya pada Bagian berikut. Ikuti terus!"

Awal Mula Jalur Kereta Api di Madura mulai beroperasi
"Potret Kereta Uap yang melintas di Stasiun Telang, Bangkalan. (Sumber : Railway Enthusiast Digest)"

"Awal mula adanya Jalur Kereta Api di Madura adalah ketika Pemerintah Kolonial Belanda ingin mengekspansi Wilayah Jalur Kereta Apinya ke Pulau Garam dengan cara membuat Perusahaan yang bergerak dan mengadministrasi Jalur Kereta Api di Madura. Akhirnya pada tahun 1897, Pemerintah membuat Perusahaan yang bernama "Madoera Stoomtram Maatschappij (MdSM)". MdSM membangun Jalur Pertamanya yakni dari Kamal - Bangkalan pada 1898. Hal ini diteruskan hingga ke Tunjung sampai Kwanyar pada 1900. Di Stasiun Kwanyar inilah terdapat Jalur Percabangan yang menuju ke Sukolilo dan Kamal Pier. Selanjutnya, MdSM berhasil membangun Jalur Kereta Apinya hingga sampai ke Sampang pada 1901, kemudian diteruskan ke Pamekasan sampai Sumenep dan berakhir di Kalianget dan selesai pada 1902. Lintasan tersebut membentang sepanjang 225 KM dan rata rata melewati di Jalur Selatan Pulau Madura. Di Stasiun Kwanyar sendiri, terdapat Jalur percabangan menuju ke Sukolilo sampai ke Kamal Pier yang diresmikan pada 1913. Perusahaan Madoera Stoomtram Maatschappij sendiri telah bekerjasama dengan Staatsspoorwegen atas hal penyambungan Alat Transportasi ke daerah tertentu. Seperti misalnya penyediaan Alat Transportasi Kapal Feri di Pelabuhan Kamal, Bangkalan & Pelabuhan Kalianget, Sumenep yang kedua Pelabuhan tersebut merupakan Pelabuhan Ujung yang terintegrasi dengan Stasiun Kamal Pier di Ujung barat dan Stasiun Kalianget di Ujung Timur. Rute Kapal Feri yang berada di 2 Pelabuhan Pulau Madura tersebut antara lain adalah dari Pelabuhan Kamal ke Pelabuhan Ujung Surabaya dan Pelabuhan Kalianget ke Pelabuhan Panarukan, Situbondo."

Jalur Kereta Api Madura di Masa Pendudukan Jepang
"Potret Stasiun Kereta Api di Madura yang dicap Madoeratram. (Sumber : Santrinews)"

"Pada saat Jepang masuk setelah ditandatanganinya Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942, membuat semua Aspek yang berbau Belanda diubah ke semua Aspek yang berbau Nippon (Jepang). Seperti pada Jalur Kereta Api di Madura. Jalur Kereta Api bekas MdSM segmen Kalianget - Panarukan mulai dibongkar pada 1937-1942 oleh Tentara Jepang karena digunakan untuk Kebutuhan Perang untuk Perang Pasifik. Tidak hanya itu, Segmen Jalur Kereta Api Penting di Madura, Ruas Kamal Pier - Sukolilo - Kwanyar terpaksa juga harus dibongkar oleh Jepang karena digunakan untuk Senjata Perang. Untuk menginisiasi hal tersebut, dibuatlah Jalur Baru untuk menggantikan Jalur Lama. Trase Jalur baru tersebut kini bercabang di Stasiun Telang, Bangkalan kemudian melewati Stasiun Sukolilo Baru dan kemudian bercabang ke Stasiun Kwanyar."

Pasca Kemerdekaan dan Penutupan Jalur Kereta Api di Madura
"Jalur Kereta Api Madura segmen Kwanyar - Pamekasan di masa Pasca Kemerdekaan. (Sumber : Harian Jatim)"

"Pada masa Pasca Kemerdekaan, Jalur Kereta Api di Madura kemudian dinasionalisasikan oleh DKA (Djawatan Kereta Api). DKA menulis di Dokumennya bahwa Jalur Kereta Api Madura yang tercatat hanya Kamal - Bangkalan dan Kamal - Kwanyar - Pamekasan. Karena pada masa Jepang, Jalur Kereta Api Kalianget - Pamekasan dibongkar Jepang untuk kebutuhan perang. Singkat cerita pada tahun 1970an, DKA mulai kewalahan karena banyaknya Angkutan Moda Transportasi Darat yang merajalela seperti Mobil dan Bus. Hal ini tentu menjadi PR tersendiri bagi DKA untuk meng-upgrade Sarana dan Prasarana di semua Jaringan Perkeretaapian di Indonesia terkhususnya di Pulau Madura. Tapi semakin lama banyak Angkutan Moda Transportasi berbasis Jalan Darat yang semakin Merajalela di Jalanan dan membuat Moda transportasi Kereta Api menjadi Kalah Saing. Atas hal tersebut, banyak Jalur yang tutup karena hal itu. Jalur Kereta Api Madura juga tidak luput dari Masalah tersebut. Banyak Jalur Kereta Api yang Sarana dan Prasarananya semakin uzur dimakan zaman. Karena sudah tidak kuat lagi menahan pil pahit, pada akhirnya di tahun 1988, Jalur Kereta Api di Pulau Madura resmi tidak beroperasi sepenuhnya setelah 90 tahun beroperasi melayani Masyarakat Pulau Garam."

Akan direaktivasi? 
"Bekas Stasiun Sampang yang nantinya akan direaktivasi beberapa waktu ke depan. (Sumber : Wikiwand)"

"Pada tahun 2019, Jalur Kereta Api di Pulau Madura rencananya akan segera direaktivasi dalam beberapa waktu ke depan. Reaktivasi dimulai nantinya akan bermula di Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan dekat Jembatan Suramadu sampai Kecamatan Sumenep Kota, Kabupaten Sumenep. Jalur ini tidak melewati daerah Pelabuhan Kamal, Bangkalan Kota, dan Pelabuhan Kalianget. Tapi reaktivasi ini masih dalam tahap wacana. Tapi semoga terlaksana secepat mungkin karena Penduduk Madura sudah over dengan Kepadatan Transportasi Darat dan Kepadatan Jalan Raya. Maka dari itu, ini adalah suatu Peluang bagi PT. KAI untuk mereaktivasi Jalur Kereta Api di Madura."


Created by : Nalindra Wangsa J

Komentar