SEJARAH STASIUN BANDUNG : PENYANGGA SARANA PERKERETAAPIAN KOTA KEMBANG

SEJARAH STASIUN BANDUNG : PENYANGGA SARANA PERKERETAAPIAN KOTA KEMBANG
"Potret Pintu Selatan Stasiun Bandung, Stasiun pusat terbesar di Kota Kembang, Bandung. (Sumber : Artikelrumah123.com)"

"Halo-halo Bandung, Ibukota Priangan, Halo-halo Bandung, Kota Kenang-kenangan". Potongan Syair Lagu Halo-halo Bandung tersebut menggambarkan Sosok Identitas Kota Bandung yang merupakan Wilayah Ibukota Priangan dan Kota Kenang-kenangan. Berbicara soal Bandung, Kota yang dijuluki Kota Kembang ini juga menyimpan Sejarah yang berkaitan dengan Kemerdekaan Negara Indonesia, yakni Peristiwa Bandung Lautan Api. Nah, selain Peristiwa Bersejarah, Kota Bandung juga menyimpan Salah satu bukti berkembangnya Sarana Transportasi Kereta Api di Kota Bandung. Seperti yang akan kita bahas di Blog kali ini. Kali ini, Penulis akan menceritakan Sejarah dari Stasiun Bandung yang merupakan Penyangga Sarana Perkeretaapian di Kota Kembang. Ya, Daripada Penasaran, Yuk langsung aja kita bahas!"

Sejarah Awal Mula Stasiun Bandung berdiri
"Potret Bangunan Stasiun Bandung disaat Pertama kali berdiri pada tahun 1884, mirip seperti Stasiun Bondowoso, Jawa Timur. (Sumber : Voi.id)"

"Pada Abad ke-19, Kota Bandung merupakan Pusat dari Penghasil Komoditas Ekspor, terutama Kopi yang diekspor di Wilayah sekitaran Jawa Barat dan Batavia (Djakarta). Hal ini dimanfaatkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan Sistem Tanam Paksa Komoditas Kopi yang dinamakan "Preanger Stelsel". Hasil dari Sistem Tanam Paksa Komoditas Kopi tersebut akan diekspor ke Pelabuhan Terdekat, yakni di Pelabuhan Sunda Kelapa, Batavia. Untuk mempermudah Distribusi, Staatsspoorwegen (SS) mulai membangun Jaringan Jalur Kereta Api Buitenzorg (Bogor) - Bandung - Cicalengka via Sukabumi & Cianjur pada tahun 1881. Sebelumnya, Pemerintah juga membangun Jalur KA Batavia - Buitenzorg (Bogor) yang dioperasikan oleh NISM pada 1873. Sebagai salah satu tempat pemberhentian, SS kemudian membangun Stasiun Bandung yang dimulai pada 1882. Pembangunan Stasiun Bandung dirancang oleh Arsitek "Jan Willem Ijzerman". Pada akhirnya, Pembangunan Stasiun Bandung akhirnya selesai tepat waktu pada tanggal 17 Mei 1884 dengan dijalankannya Kereta Api Lintas Buitenzorg - Bandung - Cicalengka. Pada saat awal berdiri, Arsitektur Stasiun Bandung sekilas mirip dengan Stasiun Surabaya Gubeng dan Stasiun naungan Staatsspoorwegen (SS) yang serupa."

"Seiring Berjalannya Waktu, Jaringan Jalur Kereta Api Bandung dan Batavia telah terhubung dan Beroperasi Normal. Justru hal tersebut membuat Stasiun Bandung menjadi Padat karena Antrian Penumpang dan Barang yang semakin Menumpuk. Untuk mengimbangi Hal tersebut, Staatsspoorwegen pada 1928 melakukan Renovasi Besar-besaran di Stasiun Bandung. Renovasi Stasiun Bandung dirancang oleh Arsitek E.H.de Coo dengan menambahkan Unsur Art Deco. Unsur tersebut diaplikasikan dalam Bentuk Kaca Jendela yang berwarna Biru di Pintu Selatan Stasiun Bandung. Renovasi Besar-besaran Stasiun Bandung akhirnya selesai pada 1930. Selain merenovasi Stasiun Bandung, SS juga memperpanjang Jaringan Kereta Api di Kota Bandung dengan menambah Jaringan Jalur Kereta Api ke Soreang dan Ciwidey. Namun pada tahun 1942, Seiring dengan Disetujuinya Perjanjian Kalijati. Maka, Perusahaan yang menaungi Stasiun Bandung, yakni Staatsspoorwegen harus menyerahkan diri ke Jepang dan berubah nama menjadi "Rikoyu Soyoku". Pada tanggal 28 September 1945, seiring dengan direbutnya Kantor Kereta Api Jepang ke Pemerintah Indonesia, maka Stasiun Bandung resmi masuk dibawah naungan PT. KAI sampai sekarang."

Tata Letak Stasiun Bandung
"Potret Peron Stasiun Bandung pada 1954, terlihat ada Lokomotif Uap C 28 54. (Sumber : PT. KAI)"

"Stasiun Bandung total memiliki 10 Jalur, terdiri dari 6 Jalur utama serta Jalur 3 dan 4 merupakan Sepur Lurus, serta 4 Jalur Tambahan digunakan untuk Jalur Simpanan dan Jalur untuk menuju ke Depo Lokomotif. Gaya Arsitektur Stasiun Bandung di Pintu Selatan bergaya Art Deco Classic dengan sentuhan Kaca berwarna Biru dan di depannya ada sebuah Monumen Tugu untuk memperingati 50 Tahun Staatsspoorwegen pada 1930. Tugu ini merupakan Hadiah dari Walikota Bandung ke Staatsspoorwegen sebagai Pencapaian karena SS berhasil menghubungkan Pulau Jawa dengan Kereta Api. Di Bagian Pintu Utara bergaya Arsitektur mirip seperti Rumah Joglo yang dibangun pada tahun 1989-1990. Stasiun Bandung juga mempunyai Depo Lokomotif di sebelah barat daya Stasiun dan langsung terhubung ke Stasiun Ciroyom. Serta juga mempunyai Pemutar Rel (Turntable). Di Sebelah Timur Stasiun Bandung terdapat Sebuah Jembatan Penyeberangan yang digunakan sebagai Moda Penyebrangan orang dan digunakan juga untuk para "Railfans" Berburu Kereta Api di JPO tersebut."

"Stasiun Bandung juga merupakan Stasiun Pertama di Indonesia yang menggunakan Tipe Persinyalan Elektrik buatan Siemens dengan Seri DrS60 pada 1970. Pada Desember 2021, seiring dengan Upaya Modernisasi Persinyalan Elektrik. Maka, PT.KAI mengganti Persinyalan Elektrik Siemens DrS60 menjadi Persinyalan Elektrik buatan PT. Len Industri. Bersamaan dengan itu, Jalur Kereta Api antara Stasiun Bandung dan Stasiun Ciroyom diupgrade menjadi Jalur Ganda."


Created by : Nalindra Wangsa J

Komentar