JALUR KA WONOGIRI - BATURETNO DALAM DEKAPAN GAJAHMUNGKUR

JALUR KA WONOGIRI - BATURETNO DALAM DEKAPAN GAJAHMUNGKUR
"Stasiun Wonogiri pada era Kolonial yang merupakan Stasiun Besar yang dulunya mempunyai Jalur sampai ke Baturetno. (Sumber : Kaskus)"

"Kota Wonogiri merupakan Kota yang Indah dengan Keindahan Alamnya yang mempesona dan memanjakan mata. Wonogiri juga pernah menjadi Tempat Persinggahan Kereta Api yang pernah melewati daerah tersebut. Jalur yang melewati Kota Wonogiri tersebut merupakan Jalur KA Purwosari - Sukoharjo - Wonogiri yang berakhir di Stasiun Wonogiri. Tapi, Sebelum Stasiun Wonogiri menjadi Stasiun Terminus (Stasiun Ujung). Dulunya Jalur KA dari Stasiun Wonogiri masih berlanjut menuju ke Baturetno. Namun sayangnya, Jalur tersebut harus ditutup karena Terdampak Pembangunan Waduk Gajahmungkur pada tahun 1970an. Nah di Blog kali ini, Penulis akan menceritakan Kisah Sejarah dari Jalur KA Wonogiri - Baturetno yang sempat Aktif namun hilang dalam dekapan Waduk Gajahmungkur. Penasaran kisah lengkapnya? Yuk langsung aja kita bahas!"

Awal Mula Jalur Wonogiri - Baturetno dibangun
"Potret Jalur KA Purwosari - Baturetno pada masa Agresi Militer. (Sumber : Wikipedia)"

"Bermula pada Tahun 1892, disaat itu Perusahaan Trem Kuda di Solo, yakni "Solosche Tramweg Maatschappij" (SoTM) ingin mengaktifkan Bekas Jalur Trem yang pertama kali dibuatnya pada segmen Purwosari - Solo Jebres via Benteng Vesteburg. Segmen Purwosari - Sangkrah dulunya sempat dinonaktifkan karena Pemindahan Armada dari Kuda ke Lokomotif Uap pada 1898. Dan pada tahun 1906, NIS resmi menandatangani dan menaungi Jalur Kereta Api di Kota Solo, khususnya di Dalam Kota. Pada tahun 1908, SoTM resmi menyerahkan seluruh Armada dan Administrasi nya kepada NIS. 12 tahun kemudian, Pada 9 Agustus 1920, tercetus sebuah ide untuk membuat Perpanjangan Jalur Kereta Api dari Ujung Jalur di Stasiun Sangkrah menuju ke Wonogiri. Pada akhirnya, Jalur tersebut selesai pada 1922, dengan penambahan Stasiun Sukoharjo, Pasar Nguter, dan beberapa Halte kecil seperti Halte Kepuh, Kalisamin, dan Kronelan. Sampai tahun 1923, Jalur Kereta Api tersebut diperpanjang sampai ke Baturetno."

Masa Pengoperasian hingga sempat diperpanjang ke Jawa Timur
"Peta Jalur Kereta Api DAOP 6 Yogyakarta, terlihat di Lingkaran Merah adalah Jalur KA Wonogiri - Baturetno. (Sumber : menggapaiangkasa.com)"

"Jalur KA Wonogiri - Baturetno pada saat beroperasi, ternyata membawa Dampak yang sangat signifikan bagi Masyarakat Wonogiri. Karena dengan Jalur ini, Masyarakat bisa menaiki Moda Transportasi Kereta Api dan juga mengangkut Hasil Batu Gamping untuk digunakan di beberapa Pabrik Gula di Solo Raya, seperti Pabrik Gula Colomadu dan Tasikmadu. Jalur Kereta Api ini sempat ingin diperpanjang hingga ke Jawa Timur, lebih tepatnya di Wilayah Badegan, Ponorogo. Nantinya, Jalur tersebut akan bergabung dengan Percabangan Jalur KA Ponorogo - Slahung di Stasiun Jetis. Kemudian juga akan sempat direncanakan untuk membuat Jalur Kereta Api Selatan Jawa dari Yogyakarta - Wonogiri - Ponorogo - Trenggalek - Tulungagung. Tapi, akibat adanya Depresi Berat dipihak Perusahaan akibat Krisis Ekonomi yang melanda pada 1930an. Maka, Proyek Jalur Kereta Api Lintas Selatan yang bisa terlaksana adalah Jalur KA Tulungagung - Trenggalek, Jalur KA Ponorogo - Slahung, dan Jalur KA Ponorogo - Badegan. Tapi, semua Proyek Jalur tersebut harus dibongkar pada masa Kependudukan Jepang oleh para Pekerja Romusha. Setelah masa Pendudukan Jepang dan Masa Pasca Kemerdekaan, Jalur KA Purwosari - Wonogiri - Baturetno mulai dinasionalisasikan dan dikelola oleh DKA (Djawatan Kereta Api) pada era 1950an."

Dinonaktifkan karena Terdampak Pembangunan Waduk Gajahmungkur
"Potret Pembangunan Waduk Gajahmungkur pada tahun 1976 yang memengorbankan Jalur KA Wonogiri - Baturetno. (Sumber : Nusantara Pedia)"

"Pengoperasian Jalur Kereta Api Lintas Wonogiri - Baturetno akhirnya menemukan Titik terendah. Pada era 1970an, Pemerintah Pusat ingin membangun sebuah Infrastruktur berupa Waduk di Kabupaten Wonogiri. Waduk tersebut diberi nama "Waduk Gajahmungkur". Waduk Gajahmungkur dibangun untuk mencakup Kebutuhan Air di sekitar wilayah Jawa Tengah dan untuk menampung Debit Air dari Sungai Bengawan Solo yang relatif sering meluap dikala Musim Hujan pada saat itu. Pembangunan Waduk Gajahmungkur seluas 9.100 Hektar yang dimulai pada 1976 tersebut, ternyata banyak menenggalamkan sebagian dari 7 Kecamatan di Wonogiri. Terkhususnya Jalur Kereta Api Wonogiri - Baturetno yang kebetulan berada di Titik Tengah Waduk Gajahmungkur. Berdasarkan penuturan dari Kepala Humas PJKA Eksploitasi, Soekirlan. Ia menyebut bahwa Jalur Kereta Api Wonogiri - Baturetno sepanjang 52 KM akan dinonaktifkan karena terdampak Pembangunan Waduk Gajahmungkur. Alhasil pada 1 Mei 1978, Jalur Kereta Api Wonogiri - Baturetno secara resmi dinonaktifkan, sebelum akhirnya ditenggelamkan oleh Waduk Gajahmungkur."

Sisa-sisa Peninggalan Jalur KA Wonogiri - Baturetno
"Bekas Jembatan Kereta Api di Jalur KA Wonogiri - Baturetno yang menjadi Korban dari Waduk Gajahmungkur. (Sumber : menggapaiangkasa.com)"

"Pasca Jalur KA Wonogiri - Baturetno dinonaktifkan, banyak dari Bangunan tersebut yang terbengkalai, tenggelam, ataupun dialihfungsikan. Contohnya, Stasiun Baturetno yang kini telah menjadi bagian dari Pasar Baturetno. Tapi untuk Stasiun Wonogiri masih aktif melayani Penumpang, yakni Railbus Bathara Kresna dan Jalur KA Purwosari - Wonogiri juga masih aktif dilintasi Railbus Bathara Kresna dan Kereta Barang."


Created by : Nalindra Wangsa J

Komentar