SEJARAH PERKERETAAPIAN : JEJAK JALUR KERETA API KEDUNGJATI - SECANG
"Pernahkah Anda berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kota Ambarawa?. Ya, disana merupakan satu-satunya Museum Kereta Api terbesar di Indonesia. Disana juga menyimpan Bekas Bangunan Stasiun/Halte, Lokomotif Uap, Benda Bersejarah di Perkeretaapian, sampai Aspek yang berada di sekitar Stasiun Kereta Api seperti Wesel dan Sinyal dari Zaman Kolonialisme Belanda. Tapi tahu gak sih? Bangunan yang sekarang dijadikan Museum Kereta Api Ambarawa tersebut, dulunya merupakan Bekas Stasiun Ambarawa/Willem I yang Jalurnya Terhubung dari Stasiun Kedungjati di Grobogan sampai Stasiun Secang di Magelang, yang nantinya Jalur tersebut akan berlanjut hingga ke Magelang sampai Yogyakarta. Nah, pada blog kali ini, Penulis akan membawakan Kisah Sejarah Perkeretaapian yang berkaitan tentang "Jejak Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang" Mulai dari Keadaan Awal Pembangunan, Beroperasi, Berhenti Beroperasi, sampai Keadaan di Masa Kini. Penasaran kan? Yuk langsung aja kita bahas!"
Sejarah Pembangunan Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang
"Pada masa Awal 1870an, Ketika Jalur Kereta Api Samarang - Vorstenlanden masih dalam masa Pembangunan, NIS berencana ingin menambah Pembangunan Jalur Kereta Api yang berada di Stasiun Kedungjati menuju ke arah Selatan, lebih tepatnya ke arah Tuntang dan Ambarawa. Maka dari itu, NIS mengarahkan Pembangunan Jalur Kereta Api di Kedungjati ini menjadi Satu Paket dengan Pembangunan Jalur Kereta Api Samarang - Vorstenlanden pada kisaran tahun 1871. Pada saat itu, NIS membangun Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang tersebut dibagi menjadi 2 Segmen. Segmen Pertama adalah Ruas Jalur Kereta Api Kedungjati - Willem I (Ambarawa). Segmen Kedua adalah Ruas Jalur Kereta Api Willem I (Ambarawa) - Secang. Segmen Pertama Jalur Kedungjati - Willem I Akhirnya rampung dan diresmikan pada 21 Mei 1873, bersamaan dengan Peresmian Jalur Kereta Api Samarang - Vorstenlanden. NIS juga membangun Stasiun Kereta Api di sepanjang Jalur ini, salah satunya adalah Stasiun Tuntang."
"Setelah Segmen Pertama Jalur Kereta Api Kedungjati - Willem I telah beroperasi, NIS berencana akan membangun Segmen Kedua dari Jalur Kedungjati - Secang yakni di Ruas Willem I - Secang. Namun perlu diingat, Medan dari Jalur Kereta Api ini nantinya akan Relatif Menanjak dan Menurun karena lokasinya yang berada di Lereng Gunung dan Hutan. Nah, Dari Pernyataan tersebut, NIS berinisiatif untuk membuat Jalur Kereta Api yang sedikit berbeda di Segmen kedua ini, yakni berupa "Rel Bergerigi". Rel Bergerigi adalah Jalur Rel yang di tengah-tengah Rel tersebut terdapat benda seperti "Gerigi" yang memanjang mengikuti Jalur Kereta Api. Biasanya, Rel Bergerigi dibangun di Lahan yang Relatif Miring (Elevasi Kemiringan 6%) seperti di Lereng Gunung/Bukit. Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang segmen kedua pada akhirnya Rampung dan diresmikan pada 1905, dengan Petak Rel Bergerigi berada di Petak Willem I (Ambarawa) - Bedono - Gemawang."
Masa Beroperasinya Jalur KA Kedungjati - Secang
"Stasiun Willem I (Ambarawa) pada saat masih beroperasi melayani Kereta Uap pada dekade 1900an. (Sumber : KAI)"
"Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang bukan hanya sebagai Moda Angkutan Penumpang, melainkan juga bisa sebagai Penghubung Wilayah Strategis Militer Hindia Belanda yang berada di Kota Magelang dengan Benteng Pendem di Ambarawa. Jalur ini sekaligus menjadi Jalur Mobilitas para anggota KNIL dalam fase Distribusi Amunisi pada masa Kolonial Belanda dan Agresi Militer Belanda. Pada masa Jalur Kereta Api tersebut beroperasi, Jalur ini bisa dibilang Ramai akan Penumpang dan Barang. Banyak juga Wilayah yang dilewati Jalur Kereta Api ini menjadi Subur dan Makmur karena mengalami peningkatan Ekonomi yang cukup signifikan dari hasil Distribusi Barang dan Hasil Tani ke Wilayah Lain. Jalur Kereta Api ini juga menjadi Objek Wisata yang menarik para Turis Lokal ataupun Turis Asing untuk sekedar Liburan dan Menikmati Alam Pegunungan Telomoyo yang sejuk. Bahkan Ada juga yang Penasaran dengan Bentuk Jalur Rel Bergerigi di Jalur Ambarawa - Bedono. Nah, Tahu gak sih? Posisi Kereta Api di Jalur Rel Bergerigi di Jalur Ambarawa - Bedono ini dibalik. Dibalik maksudnya adalah Lokomotifnya yang mendorong Rangkaian dari Belakang, biasanya kan Lokomotif menarik Rangkaian dari Depan. Tapi ini hanya dijumpai di Jalur Bergerigi Ambarawa - Bedono. Proses Lokomotif Mendorong Rangkaian dari Belakang sebelum memasuki Jalur Bergerigi biasanya dilakukan di Stasiun Jambu yang merupakan Tempat Awal Rel Bergerigi. Tujuan dari Lokomotif Mendorong Rangkaian dari Belakang di Jalur Bergerigi adalah supaya Tidak Selip atau Anjlok disaat berada di Rel Bergerigi."
Masa Berhenti Beroperasi
"Setelah melewati Masa-masa yang Indah di Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang, Pada Akhirnya, PJKA resmi menutup Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang pada Tahun 1976, karena Kalah Saing dengan Angkutan Darat lainnya seperti Bus. Dan bukan cuman itu, Ada Faktor Lain yang menjadi Faktor ditutupnya Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang. Yakni soal Armada Kereta Api yang melewati Jalur ini. Armada Kereta Api yang melewati Jalur ini hampir tidak ada sama sekali Lokomotif Diesel yang melewati Jalur ini, karena medannya yang Sulit dan berada di Sekitaran Pegunungan dan Hutan. Makanya, Jalur tersebut selalu menggunakan Lokomotif Uap untuk menaklukan Medan di Jalur ini. Tapi, Lokomotif Uap juga memerlukan Biaya Perawatan yang Tidak Sedikit dan Dirawat dengan Baik. Dan juga jika tidak dirawat dengan baik, Lokomotif tersebut menjadi Uzur dan Rusak. Nah, Faktor tersebut juga menjadi Faktor ditutupnya Jalur Kereta Api Kedungjati - Secang."
Pasca Tidak Beroperasi dan Keadaan Jalur Tersebut di Masa Kini
"Stasiun Willem I (Ambarawa) yang kini telah beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. (Sumber : Arsip Pribadi Nalindra Railfans, 2022)"
"Pasca Tidak Beroperasi, ada beberapa Petak Jalur Rel dan Stasiun yang direvitalisasi. Contohnya seperti Stasiun Willem I yang direvitalisasi menjadi Museum Kereta Api Ambarawa yang diresmikan pada 1978. Dan juga ada Jalur Kereta Api yang direaktivasi kembali menjadi Jalur Kereta Wisata. Yakni, Jalur KA Ambarawa - Tuntang dan Jalur Bergerigi Ambarawa - Bedono. Selain 2 Jalur tersebut, kebanyakan dari bekas Jalur Kedungjati - Secang ada yang sudah dicabut dan ada yang masih terpendam. Setelah merana selama Puluhan tahun. Pada akhirnya, PT. KAI bersedia untuk Mereaktivasi Jalur KA di segmen Kedungjati - Tuntang. Namun, Proyek Reaktivasi tersebut masih tersendat sampai sekarang karena masalah Perizinan dari Ditjen Perkeretaapian. Kini, Keadaan Jalur tersebut Masih Merana dan tidak tahu lagi Kapan akan diaktifkan kembali."
Created by : Nalindra Wangsa J
Komentar
Posting Komentar