KISAH JALUR KERETA API DI LEMBAH SERAYU

KISAH JALUR KERETA API DI LEMBAH SERAYU
"Potret Jembatan Kereta Api milik SDS yang melintas di atas Sungai Serayu. (Sumber : KITLV)"

"Zaman Kolonial Hindia Belanda bisa dibilang merupakan Zaman dimana Segala Aspek Teknologi, Transportasi, Sosial dan Budaya berkembang Pesat di Nusantara pada zaman tersebut. Tidak terkecuali, Transportasi Darat yaitu Kereta Api. Perkeretaapian pada zaman Hindia Belanda baru ada sekitar tahun 1867. Dan terus meningkatkan Ekspansinya ke berbagai wilayah terkhususnya wilayah Lembah Serayu dan Sekitaran Banyumas. Nah pada Blog kali Ini, Penulis akan Menceritakan Kisah Masa Lampau terkait Perkeretaapian di Lembah Serayu dan sekitarnya yang pernah dikuasai oleh Perusahaan Kereta Api SDS dan sempat berjaya sebelum akhirnya banyak yang dinonaktifkan karena masalah Perang, Ekonomi, sampai Kalah Saing dengan Moda Transportasi Darat Lainnya. Penasaran? Yuk langsung saja kita bahas!"

Sejarah Awal Mula Perkeretaapian di Lembah Serayu
"Sebuah Kereta Api milik SDS yang berada di Depan Pabrik Gula Kalibagor. (Sumber : Wikipedia)"

"Pada akhir abad ke 19, telah terjadi Peningkatan Hasil Bumi dan Komoditas Tebu Secara Signifikan di Pabrik Gula yang ada di Banyumas dan Sekitarnya. Kebanyakan Pabrik Gula tersebut tidak bisa menampung Mobilitas Distribusi Pabrik Gula. Maka dari itu, Atas Inisiatif para Petinggi Pabrik Gula di Banyumas mendorong Pemerintah Hindia Belanda untuk segera membangun Jalur Kereta Api untuk meningkatkan Mobilitas Distribusi Pabrik Gula sekaligus bisa terintegrasi dengan Pabrik Gula lain di Banyumas. Seperti, PG Purwokerto, PG Kalibagor, dan PG Bodjong. Pada akhirnya, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1894 mulai mendirikan Perusahaan "Serajoedal Stoomtram Maatschappij" (SDS) yang pada awalnya digunakan untuk Mengurusi Jalur Kereta Api yang digunakan untuk Mobilitas Distribusi Pabrik Gula sekaligus menjadi Pengangkutan Penumpang ke wilayah Lain. Jalur Kereta Api Pertama yang dibangun oleh SDS adalah Jalur Kereta Api yang menghubungkan Stasiun Maos dengan Stasiun Purwokerto Timur sepanjang 29 KM yang mulai dibangun pada 1894 dan dibuka untuk umum pada tanggal 16 Juli 1896. Jalur tersebut pada akhirnya diperpanjang sampai ke Sokaraja yang dibuka pada 1897 hingga sampai ke Wonosobo yang dibuka pada 1917. SDS juga membangun  Jalur Shortcut dari Stasiun Purwokerto ke Stasiun Purwokerto Timur dan juga Membangun Jalur Kereta Api ke Purbalingga yang bercabang di Stasiun Banjarsari."

Masa Kejayaan Perusahaan SDS
"Peta Wilayah Jalur Perkeretaapian di Lembah Serayu yang berada dibawah Naungan Perusahaan SDS. (Sumber : Wikipedia)"

"Terbukti setelah adanya Perusahaan SDS dan Jalur Kereta Apinya yang mulai terintegrasi di Pabrik Gula seantero Banyumas membuat Perusahaan ini sempat berjaya pada era 1910-1920an. Terlebih lagi Perusahaan SDS sempat menjalin Kerjasama dengan Perusahaan yang mengatur Perkeretaapian di Wilayah Pantura dan Lingkar Muria, yakni "Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij" (SJS). Pernah juga menjalin Kerjasama dengan Perusahaan yang bergerak di bidang Trem yang berfokus di Jawa Timur lebih tepatnya di Kota Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang, yakni "Oost-Java Stoomtram Maatschappij" (OJS). Dan pernah juga kerjasama dengan Perusahaan "Samarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij" (SCS) yang bergerak di Bidang Perkeretaapian di Wilayah Pantura Jawa Tengah dibagian Barat sampai ke Wilayah Karesidenan Cirebon di Timur Laut Jawa Barat. Pada masa Jayanya, Perusahaan SDS juga mengepakkan Sayapnya ke Bidang Bisnis yakni Mengangkut Hasil Bumi seperti Teh, Kayu Manis, dan Tembakau karena di Wilayah sekitaran Lembah Serayu banyak ditumbuhi Tanaman Tersebut."

Penutupan Jalur Kereta Api SDS
"Lokomotif Uap C 1411 yang pernah Menapaki Jalur Kereta Api di Lembah Serayu. (Sumber : Sea Rail Malayan Railways, 1985)"

"Kejayaan Perusahaan SDS tersebut tidak berlangsung lama, Pasalnya pada tahun 1942, ketika Jepang memasuki Nusantara, mereka langsung Membongkar Jalur Kereta Api Pertama SDS yakni Jalur KA Maos - Purwokerto Timur oleh Pekerja Romusha pada tahun 1943. Setelah kemerdekaan, sebenarnya Jalur Kereta Api bekas SDS hanya tinggal beberapa saja, terkhususnya Jalur KA Purwokerto - Wonosobo dan Banjarsari - Purbalingga yang masih aktif dan eksis untuk mengoperasikan Kereta Uap dan Kereta Barang. Namun, pada tahun 1978, Jalur Kereta Api Purwokerto - Wonosobo segmen Singomerto - Wonosobo dan Banjarsari - Purbalingga mulai ditutup karena Kalah Saing dengan Moda Transportasi Darat lainnya. Jalur Kereta Api segmen Purwokerto Timur - Singomerto masih aktif sampai pada tahun 1983 karena masih digunakan sebagai Jalur Pembangunan PLTA Mrican, namun setelah PLTA Mrican selesai, Jalur tersebut kembali ditutup. Hingga akhirnya pada tahun 2000, Jalur Kereta Api segmen Purwokerto - Purwokerto Timur harus ditutup, dan itu menjadi Akhir Perjalanan Perkeretaapian yang pernah berada dalam Naungan Perusahaan SDS. Kini, Jalur Kereta Api yang beroperasi dan Melintasi Lembah Serayu hanyalah Jalur Kereta Api Lintas Kroya - Prupuk, Kroya - Maos, dan Maos - Cilacap. Tidak Ada Rencana untuk menghidupkan Kembali Jalur Kereta Api bekas SDS yakni Jalur KA Purwokerto - Wonosobo. Namun sampai saat ini, Keputusan tersebut masih Belum Jelas kapan Jalur Kereta Api bersejarah tersebut bisa diaktifkan kembali."


Created by : Nalindra Wangsa J

Komentar