SEJARAH PERKERETAAPIAN : DINAMIKA PERUSAHAAN SAMARANG-JOANA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ
"Kantor Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij yang terletak di Pengapon, Semarang. (Sumber : PT. KAI)"
"Wilayah Pantura yang lebih tepatnya berada di Kawasan Muria Raya, wilayah Karesidenan Pati hingga Cepu. Pernah ada masanya dilewati oleh Kereta Api untuk mengangkut Komoditas Gula, kapuk, kayu jati, tras, dan bahan bangunan lainnya yang merupakan "Tambang Emas" yang berada di Wilayah tersebut. Nah, Sekarang Penulis akan bercerita mengenai Sejarah Perkeretaapian yang berada di wilayah Pantura lebih tepatnya di Kawasan Muria Raya hingga ke Wilayah Cepu dibawah naungan Perusahaan "Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij" (SJS) yang pernah bertahan sampai akhirnya harus mengalami kemunduran hingga gulung tikar pada dekade 90an. Bagaimana kisah lengkapnya? Yuk kita simak!."
Sejarah Awal Mula Berdirinya Perusahaan SJS
"Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij" atau biasa disingkat "SJS" merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang perkeretaapian yang pertama kali diresmikan pada 18 Maret 1881 dan mulai beroperasi pada 28 September 1881 yang bertujuan untuk Menghubungkan Daerah di Muria Raya dengan Moda Transportasi Kereta Api. Perusahaan ini didirikan oleh tiga orang, yaitu J.F. Dijkman, W. Walker, dan G.H. Clifford. SJS juga tidak hanya bergerak di Bidang Kereta Api saja, tapi juga di bidang Trem. Tercatat SJS pernah mengoperasikan Jalur Trem Semarang yang berpusat di Stasiun Jurnatan (Samarang Centraal) ke beberapa wilayah seperti Jomblang, Bulu, sampai Banjir Kanal. Dan, Jalur Tersebut merupakan Proyek Jalur Trem Pertama yang didirikan di Semarang yang semuanya berasal dari Naungan Perusahaan tersebut. Jalur Trem tersebut mulai dibangun dan dioperasikan pada 1882-1883 untuk segmen Jurnatan - Jomblang & Jurnatan - Bulu serta pada 1899 untuk segmen Bulu - Banjir Kanal."
PEMBANGUNAN JALUR KERETA API DI MURIA RAYA
"Peta Jalur Kereta Api yang berada dibawah naungan Perusahaan SJS yang terbit pada tahun 1913. (Sumber : Wikipedia)"
"Setelah berhasil membangun dan mengoperasikan Jalur Trem di Kota Atlas, Perusahaan SJS kemudian mengekspansi Jalur Kereta Api nya ke Wilayah Muria Raya, yang nantinya Jalur tersebut akan sampai ke daerah Juwana hingga Rembang. Pembangunan Segmen Pertama Jalur Kereta Api Muria Raya tersebut dimulai pada Jalur Jurnatan - Demak yang mulai dioperasikan pada 1883. Kemudian dilanjut hingga ke Kudus, Pati, Juwana, hingga Rembang yang mulai dioperasikan pada 1899 dan 1900. Ada juga Jalur percabangan yang berada di Titik Stasiun Besar, seperti di Stasiun Demak yang mempunyai Percabangan ke Stasiun Godong hingga ke Stasiun Purwodadi yang mulai dioperasikan pada 1888. Kemudian di Stasiun Kudus yang mempunyai Percabangan hingga ke Mayong sampai Pecangaan yang mulai dioperasikan pada 1895. Kemudian di Stasiun Rembang juga mempunyai Percabangan sampai ke Blora dan Cepu Kota hingga ke Wilayah Wirosari, Gundih, dan Purwodadi. Total Jalur yang telah dibuat SJS adalah 417 KM (termasuk wilayah Semarang)."
PASCA KEMERDEKAAN HINGGA MASA KEMUNDURAN
"Pada masa Pasca Kemerdekaan, lebih tepatnya tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1959. Yang isinya adalah untuk menasionalisasikan Perusahaan Kereta Api dan Trem Uap milik Belanda ke Perusahaan Djawatan Kereta Api (DKA). Hingga saat itu, Perusahaan SJS kemudian sepenuhnya menjadi Kekuasaan milik Djawatan Kereta Api (DKA). Jalur Kereta Api yang pernah dibangun oleh SJS ini terus bertahan dibawah Panji DKA, PNKA, hingga pernah berada di Masa-masa Keemasan Perusahaan PJKA pada dekade 70an. Namun, pada akhirnya tidak menutup kemungkinan bahwa Jalur Kereta Api bekas SJS ini harus tutup alias tidak beroperasi lagi karena kalah saing dengan Moda Transportasi Darat lainnya seperti bus."
"Contohnya adalah Jalur Kereta Api Kudus - Bakalan dan Juwana - Tayu yang mulai berhenti beroperasi pada 1975. Kemudian disusul oleh Penutupan Jalur Kereta Api Cepu Kota - Rembang pada tahun 1984. Kemudian disusul lagi oleh Penutupan Jalur Kereta Api Kemijen - Rembang dan Purwodadi - Ngemplak pada 1986. Dan pada 1992, Jalur Kereta Api Rembang - Jatirogo harus tutup. Hingga pada akhirnya di Tahun 1996, Jalur Kereta Api SJS terakhir yakni Jalur Blora - Wirosari - Purwodadi - Demak dan Wirosari - Kradenan juga harus tutup dan menandai Masa Akhir / Gulung Tikar dari Jalur yang pernah dibangun oleh SJS. Menurut Buku "Spoorwegstations op Java" yang ditulis oleh Michiel van Ballegoijen de Jong, bahwa Jalur tersebut pada dekade awal 90an masih ada bekas Relnya, kemudian pada akhir 90an, Jalur tersebut sudah dicabut dan menyisakan Bangunan Stasiun dan Puing-puing saja."
Created by : Nalindra Wangsa J.
Komentar
Posting Komentar