SEJARAH JALUR KERETA API DI PRIANGAN TIMUR

SEJARAH JALUR KERETA API DI PRIANGAN TIMUR
"Lokomotif Uap SS 1011 sedang berhenti di Stasiun Ikonik di daerah Priangan Timur, Stasiun Tasikmalaya pada tahun 1938. (Sumber : Tasikmalaya Tempo Doeloe)"

"Jika anda berpergian menggunakan Kereta Api melewati Jalur Selatan misalnya Argo Wilis, Turangga, dan sejenisnya. Pasti akan melewati Jalur Eksotis di daerah Nagreg sampai Banjar. Jalur tersebut menawarkan pemandangan yang Memanjakan Mata. Dengan perbukitan dan Lembah yang Indah, serta banyaknya Jembatan dan Jalur yang berliku-liku membuat Perjalanan Tersebut terasa lebih syahdu. Tapi tahukah anda, Bahwa Jalur tersebut mempunyai Sejarah Panjang terkait tentang Pembangunan dan Pengembangan Kereta Api di Indonesia pada zaman Hindia Belanda yang pasti bakalan menambah wawasan pembaca terkait Sejarah Perkeretaapian di Negara kita tercinta ini. Dan pada segmen kali ini, Penulis akan membagi 5 Bagian, yakni ada Pembahasan Singkat tentang Awal Mula, Pembahasan Singkat tentang Jalur KA Tasikmalaya - Singaparna, Banjar - Pangandaran, dan Cibatu - Garut - Cikajang, serta Keadaan Jalur tersebut di Masa Kini. Penasaran kan? Yuk langsung aja kita bahas!"

Awal Cerita Pembangunan Jalur Kereta Api di Priangan Timur
"Jembatan Kereta Api di daerah Priangan Timur di Petak Stasiun Nagreg - Lebakjero pada dekade 1920an. (Sumber : Old Pictures Pinterest)"

"Pada masa Penjajahan Belanda (lebih tepatnya pada akhir dekade 1880an atau Akhir Abad ke 19). Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, "Staatsspoorwegen" Berencana untuk membangun Jalur Kereta Api yang menghubungkan Antara Buitenzorg (Bogor) - Bandung. Jalur tersebut merupakan Jalur Kereta Api dengan Medan tersulit. Karena harus memapras Bukit, melewati Lembah, dan  Membangun Jembatan dan Terowongan. Jalur tersebut membentang antara Stasiun Buitenzorg - Sukabumi - Cianjur - Padalarang - Bandung. Jalur tersebut akhirnya rampung pada 1884. Dan dilanjutkan Jalur Kereta Api tersebut dari Bandung - Cicalengka - Garut yang selesai pada 1889. Alasan mengapa Jalur Kereta Api tersebut dibangun adalah Untuk menunjang Hasil dan Komoditas daerah tersebut. Karena daerah Priangan Timur merupakan Daerah dengan Tanah Tersubur di Pulau Jawa. Maka dari itu, Staatsspoorwegen membangun Jalur Kereta Api yang dekat Bukit dan Lembah agar bisa mengangkut Hasil Bumi dari Daerah tersebut. Dan juga sebagai Primadona bagi Pelancong atau Turis untuk menikmati Sabda Alam yang disajikan dari Dalam Kereta. Oke, setelah SS membangun Jalur Kereta Api antara Bandung - Garut yang selesai pada 1889. SS kemudian membangun Lanjutan dari Jalur Kereta Api yang bercabang di Cibatu. Jalur Kereta Api tersebut menghubungkan Antara Cibatu - Kasugihan di Cilacap. Jalur tersebut Melewati daerah Cipeundeuy, Ciawi, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Sidareja, sampai daerah Percabangan Kasugihan sepanjang 176 KM. Disana Jalur Kereta Api tersebut akan bertemu dengan Jalur KA Maos - Cilacap. Jalur KA tersebut mulai dibangun pada akhir 1889 dan selesai pada 1893."

Jalur Kereta Api Tasikmalaya - Singaparna
"Peta Jalur Kereta Api Tasikmalaya - Singaparna (Sumber : Ibdisch)"

"Setelah Jalur Kereta Api yang menghubungkan Bandung - Cilacap sudah selesai. Maka SS akan merancang Jalur Baru di daerah Tasikmalaya ke daerah Singaparna. Jalur tersebut nantinya akan menyabang di Stasiun Tasikmalaya. Maka dari itu, Pada tahun 1909, Staatsspoorwegen membuat Jalur Kereta Api yang menghubungkan antara Tasikmalaya - Singaparna sepanjang 17 KM. Jalur tersebut akhirnya selesai pada 1911. Karakteristik Jalur KA tersebut mirip dengan Jalur KA Secang - Yogyakarta dan Purwosari - Wonogiri yang Jalur Kereta Api nya melewati Daerah Pemukiman Padat dan Pusat Kota. Tujuan dibangunnya Jalur Kereta Api ini adalah untuk melayani para Pedagang Kerajinan Anyaman Bambu di Singaparna. Namun sayangnya, pada saat Jepang menduduki Wilayah Nusantara. Jalur KA tersebut harus dibongkar dan ditutup pada 1943. Pasca Kemerdekaan, Djawatan Kereta Api (DKA) sempat ingin Mereaktivasi Jalur Kereta Api ini, namun sayang Tidak Terlaksana. Eman eman Poll!."

Jalur KA Banjar - Pangandaran - Cijulang
"Foto para Petinggi dan Pekerja Hindia Belanda di Terowongan yang diyakini Terpanjang di Indonesia yaitu "Terowongan Wilhelmina" di Jalur KA Banjar - Pangandaran - Cijulang. (Sumber : Wikimedia Commons)"

"Pada awalnya ada beberapa Perusahaan Swasta yang ingin mengajukan Proposal ke Pemerintah untuk Membangun Jalur Kereta Api yang terhubung dengan daerah Pangandaran dan Cijulang di Priangan Tenggara. Pada akhirnya, Proposal tersebut disetujui oleh Staatsspoorwegen pada 1911. SS menyetujui untuk membangun Jalur Kereta Api ke Pangandaran. Tujuan dari Jalur ini dibangun adalah untuk Mengurangi Isolasi dari Masyarakat Pangandaran dan sekitarnya, jadi dengan dibangunnya Jalur tersebut, maka bisa menjadi Akses bagi Masyarakat Pangandaran untuk berpergian ke daerah lain. Jalur tersebut akhirnya dibangun pada 1913 yang menghubungkan antara Stasiun Banjar dengan Stasiun Cijulang dan dibagi dalam 2 seksi. Seksi 1 antara Banjar - Parigi yang dibuka pada 1916. Dilanjut Seksi 2 antara Parigi - Cijulang yang dibuka pada 1921. Jalur Kereta Api Banjar - Cijulang juga merupakan Jalur dengan Pembangunan Jembatan dan Terowongan terbanyak pada saat itu.Terowongannya saja ada empat buah, yang paling terkenal adalah Terowongan Hermina dan Wilhelmina. Terowongan Wilhelmina merupakan Terowongan terpanjang di Indonesia Dengan panjang 1,1 KM. Jembatan yang paling panjang adalah Jembatan Cikacepit. Namun, Jalur Kereta Api tersebut harus dibongkar dan tutup pada saat Krisis Ekonomi melanda Asia pada 1997. Hingga saat ini, Jalur Kereta tersebut tidak ada Rencana Reaktivasi."

Jalur Kereta Api Cibatu - Garut - Cikajang
"Kereta Api Uap melintas di Jembatan di Jalur KA Cibatu - Garut - Cikajang pada 1980. (Sumber : Komunitasaleut)"

"Banyak Masyarakat Garut yang sempat berharap ingin segera adanya Moda Kereta Api yang melintas di daerah mereka untuk Memudahkan Angkutan Penumpang dan Komoditas di daerah Mereka. Hal tersebut didengar oleh SS. Kemudian SS membangun Jalur Kereta Api yang menghubungkan antara Bandung - Garut yang bercabang di Cibatu sebagai Proyek Jalur Kereta Api di Priangan Timur yang selesai pada 1889, sepaket dengan Pembangunan Jalur KA Cibatu - Kasugihan yang rampung pada 1893. Jalur KA Cibatu - Garut pada saat itu sebenarnya akan diperpanjang sampai daerah Cikajang. Namun perlu diketahui, untuk membuat Jalur Kereta Api kesana harus melewati bukit, karena Daerah Cikajang merupakan daerah Dataran Tinggi. Namun, dengan segala macam Rintangan yang dihadapi para Pekerja, Jalur KA tersebut akhirnya Rampung pada 1930. Menjadikannya Jalur Kereta Api dengan Rintangan Tersulit pada masa itu. Dan Fun Fact, Stasiun Cikajang sampai saat ini dicap sebagai Stasiun Tertinggi di Indonesia (Nonaktif) dengan ketinggian 1.246 M. Namun pada akhirnya, Jalur Kereta Api ini harus ditutup pada 1983 karena Sarana Prasarana nya yang sudah uzur. Dan pada tahun 2019-2022, Jalur Kereta Api tersebut berhasil direaktivasi oleh PT. KAI di Segmen Cibatu - Garut dengan mengaktifkan Stasiun Pasirbungur dan Stasiun Wanaraja. Namun Jalur KA segmen Garut - Cikajang masih belum ada tanda akan direaktivasi."

Keadaan Jalur KA Priangan Timur di Masa Kini
"Kereta Api terlihat meliuk di Stasiun Lebakjero. (Sumber : Twitter M. Tianza Fachrezzy)"

"Setelah Pembaca Menyimak Ringkasan Sejarah mengenai Jalur Kereta Api di Priangan Timur. Kebanyakan Jalur Kereta Api tersebut banyak yang nonaktif. Bisa disebabkan karena Dibongkar oleh Penjajah pada masa Pasca Hindia Belanda, Krisis Ekonomi, sampai Sarana Prasarana nya yang sudah uzur. Di Masa Kini, Jalur KA di daerah Priangan Timur. Yang aktif hanya 2 Jalur saja. Yakni Jalur KA Padalarang - Kasugihan (atau disebut juga Jalur Utama Selatan Jawa) dan Jalur Kereta Api Cibatu - Garut yang sudah direaktivasi dan diresmikan pada 2022 lalu. Jalur KA Priangan Timur tetap menjadi sebuah Cerita Sejarah Perkeretaapian Indonesia yang sangat Unik, sampai dibuatkan Buku yang berjudul "Sejarah Kereta Api di Priangan" Karangan Agus Mulyana. Hingga saat ini, Pesona Jalur Kereta Api Priangan Timur tidak akan pernah Pudar. Apalagi buat Para Railfans, Keindahan Alamnya yang dipadukan dengan Objek Kereta Api yang sedang melintas di daerah tersebut menjadi Suatu Kesenangan Tersendiri ketika mendapatkan Momen tersebut."


Created by : Nalindra Wangsa J

Komentar